Mie instan di klaim oleh beberapa pihak sebagai jenis makanan yang
berbahaya karena mengandung lapisan lilin pada mie-nya. Lapisan ini
sulit di cerna oleh tubuh dan perlu waktu sedikitnya dua hari sampai
dapat dikeluarkan dar tubuh. Oleh karena itu, pihak-pihak yang mengklaim
hal tersebut menghimbau agar masyarakat setidaknya memberi jarak 2 hari
setelah mengkonsumsi mie instan sampai memakannya lagi. Mereka juga
menyebutkan, konsumsi mie instan dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan kanker karena tumpukan lilin di saluran pencernaan.
Berikut penjelasan dari informasi diatas:
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi mie
Penggunaan lilin sebagai pelapis produk mie yang telah diijinkan oleh FDA adalah penggunaan natural waxes
yang terbuat dari food-grade vegetable (Jojoba oil, bayberry, castor,
rice bran, soy wax), petroleum (Parafin, microcrystalline, petroleum
jelly), beeswax (lilin yang dihasilkan oleh lebah), shellac- based wax
(lilin yang dihasilkan oleh sejenis serangga Kierra Lacca) atau resin (lilin yang dihasilkan oleh jenis-jenis tumbuhan tertentu).
Lilin-lilin
diatas banyak digunakan di dalam industri makanan, biasanya sebagai
pelapis buah-buahan agar tetap segar dan tidak mudah busuk selama
melalui pengangkutan dari kebun, pasar sampai meja makan pembeli. Selain
itu, kemungkinan besar industri jenis makanan lain (termasuk disini mie
instan) menggunakan salah satu diantaranya untuk melapisi produknya
agar tidak lengket saat dimasak.
Yang perlu diperhatikan disini
adalah penggunaan petroleum sebagai pelapis makanan. Petroleum adalah
campuran kompleks zat hidocarbon dalam berbagai berat jenis. Hidrocarbon
adalah campuran hidrogen dan carbon. Menurut beberapa penelitian yang
pernah saya baca dan informasi kesehatan lain yang saya dapat,
hidrokarbon dapat memicu timbulnya kanker karena menginduksi perubahan
atau mutasi gen.
Selama ini kita tidak tahu, jika benar para
produsen makanan tersebut menggunakan lilin sebagai pelapis produknya,
lilin jenis apa yang digunakan, apakah petroleum atau jenis alami yang
lain. Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hati.
Disamping
penggunaan lilin, kita juga harus memperhatikan penggunaan pewarna pada
produk mie instan. Yang biasa kita temui adalah penggunaan warna kuning
buatan, tartrazine. Pewarna buatan ini mempunyai beberapa efek samping
negatif terhadap kesehatan berhubungan dengan penyakit asma. Mungkin
sebagai konsumen, kita dapat memilih produk-produk makanan yang
menggunakan pewarna alami seperti beta caroten (pewarna kuning alami).
Selain pewarna, kita juga harus memperhatikan penggunaan MSG dan kadar
natrium total pada mie instan yang biasanya mencapai sekitar seribu
miligram. Kita semua pasti tahu, bahwa kadar garam yang terlalu tinggi
tidak baik bagi penderita hipertensi, jantung dan ginjal.
Beberapa hal positif dari mie
Kebanyakan
produk-produk mie instan telah melalui proses fortifikasi (seperti yang
sudah pernah dibahas), yakni proses penambahan mikronutrien ke dalam
produk. Mikronutrien ini seperti misalnya zat besi, asam folat, niasin,
vitamin dan mineral seperti kalsium.
Baru-baru ini telah
diperkenalkan jenis mie instan baru yang justru dapat membantu
orang-orang yang mengalami kegemukan atau ingin berdiet, menurunkan
berat badannya. Mie instan tersebut adalah mie yang menggunakan pectin
sebagai salah satu bahan dasarnya.
Pectin adalah
polisakarida linear yang terutama terdiri dari asam galacturonic dan
turunannya. Saat zat ini berada di dalam lambung dan terisi cairan, ia
akan mengembang dan mengisi penuh perut, dan konsistensinya membuat lama
berada dalam saluran pencernaan, sehingga memperlambat timbulnya rasa
lapar.
Menurut penelitian, serat pectin dapat mengurangi absorbsi
pada saluran pencernaan sehingga menurunkan level kolesterol darah,
meningkatkan peristaltik usus, mengurangi konstipasi dan mengurangi
resiko kanker saluran cerna.
Hasil dari penelitian Instant Noodles with pectin for Weight Reduction
menyebutkan bahwa efikasi penurunan berat badan dan pembentukan postur
tubuh pada penggunaan mie instan dengan pectin lebih baik daripada mie
instan dengan formula standar (tanpa pectin).
Dari beberapa ulasan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi mie instan tidak
sepenuhnya berbahaya, bahkan bermanfaat selama dikonsumsi dalam jumlah
yang tidak berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar